8 Perbedaan Mencolok Kurban dan Aqiqah Serta Larangannya

8 Perbedaan Mencolok Kurban dan Aqiqah Serta Larangannya

Menjelang hari raya Idul Adha yang tetap di tengah pandemi Covid-19 terhadap 20 Juli 2021 memantik pertanyaan yang tetap menyebabkan orang bingung yakni perbedaan kurban dan aqiqah. Dari faktor syariat, keduanya sesungguhnya mempunyai persamaan menyembelih hewan, tapi tersedia perbedaan tahu berdasarkan Al-Qur’an dan hadist. Melansir berasal dari Dompet Dhuafa, perbedaan ini ditinjau berasal dari 8 hal, yaitu tujuan, type hewan, kuantitas hewan, kala penyembelihan, kuantitas pelaksanaan yang disyariatkan, bantuan daging, bentuk daging yang diberikan, dan upah bagi penyembelih.

1. Perbedaan Tujuan Kurban dan Aqiqah

Secara dasar, judi slot pragmatic bet murah kurban mempunyai definisi menyembelih hewan bersama dengan target mendekatkan diri kepada Allah pada hari raya Haji atau biasa disebut Idul Adha pada 10 Dzulhijjah dan tiga hari tasyrik terhadap 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. Sementara, aqiqah mempunyai makna memotong. Menurut para ulama berarti beragam, baik itu memotong hewan atau potong rambut bayi. Secara istilah, akikah menyembelih hewan sebagai rasa syukur kepada Allah atas kelahiran buah hati yang diselingi pemotongan rambut bayi.

مَعَ الغُلاَمِ عَقِيقَةٌ

Artinya: Aqiqah menyertai lahirnya seorang bayi, (H.R. Bukhari).

2. Perbedaan berasal dari Jenis Hewan

Kambing, domba, sapi, kerbau, dan unta merupakan hewan yang diizinkan para ulama untuk jadi hewan ternak. Melansir berasal dari Dompet Dhuafa, hewan ternak tidak boleh tersedia cacat. Lalu, lumayan usianya biasanya dicermati berasal dari udah bergeser giginya. Jika domba, maka minimal berusia satu th. dan telah ubah gigi. Jika memakai kambing, maka minimal telah berusia dua tahun. Kemudian, sapi dan kerbau menggapai dua th. lebih. Terakhir, unta harus menggapai usia lima tahun atau lebih.

Sementara, hewan yang bisa digunakan untuk aqiqah yakni kambing atau domba bersama dengan indikator tidak cacat, usianya adalah sudah cukup dewasa bersama berganti gigi. Hal tersebut berdasarkan hadist Nabi Muhammad SAW berikut:

«(Aqiqah) untuk anak laki-laki adalah dua kambing dan untuk perempuan satu kambing. Baik berjenis kelamin jantan atau betina, tidak masalah,» (sesuai dalam kitab al-Majmu’ Saryh muhazzab).

3. Perbedaan Jumlah Hewan yang Disembelih

Perbedaan lain terhadap kurban dan aqiqah yakni kuantitas hewan yang disembelih. Pada kurban, jumlahnya tidak dibatasi dari style hewan yang diizinkan para ulama, sedang aqiqah diamati dari kelahiran. Berdasarkan sabda Rasulullah, aqiqah untuk anak laki – laki adalah dua kambing dan untuk perempuan satu kambing.

4. Perbedaan Waktu Penyembelihan

Perbedaan tahu lainnya yaitu pas penyembelihan hewan kurban Idul Adha perlu pada tanggal 10, 11 , 12, 13 Dzulhijjah. Maka dari itu, tak hanya ibadah, kurban terhitung momentum setahun sekali di tanggal-tanggal tertentu. Pemesanan hewan kurban kepada peternak juga sanggup kolektif atau individual. Berbeda bersama dengan aqiqah yang dapat setiap saat, apalagi hingga anak telah tumbuh dewasa (baligh), andaikan orang tua belum memiliki kapabilitas finansial yang cukup.

Kurban atau aqiqah dulu?

Perbedaan sementara inilah yang kadangkala mengakibatkan orang bingung untuk mendahulukan kurban atau aqiqah. Melansir Dompet Dhuafa, alangkah lebih baik bagi umat Islam yang mempunyai keadaan finansial baik untuk mendahulukan kurban, terutama sementara bulan Zulhijjah atau Idul Adha semakin dekat. Hal selanjutnya sebab kurban tidak bisa dilakukan tiap tiap selagi layaknya aqiqah.

5. Perbedaan Kurban dan Aqiqah dari Jumlah Pelaksanaan

Aqiqah hanya dilaksanakan sekali seumur hidup. Jika anak udah diaqiqahkan oleh orang tuanya pas tetap bayi, maka tak mesti aqiqah kembali saat anak beranjak dewasa. Berbeda dengan kurban yang tidak dibatasi jumlah pelaksanaannya seumur hidup. Nabi Ibrahim jadi panutan umat Islam untuk tidak ragu-ragu berkurban tiap tiap tahun.

6. Perbedaan Dalam Pemberian Daging

Islam mengatur pemberian daging kurban dan aqiqah supaya tepat sasaran. Pada aqiqah, dagingnya sanggup diberikan kepada siapapun, tidak melihat status ekonomi. Lain halnya pada kurban, para ulama setuju tersedia golongan penerima daging ada 3 yakni sepertiga untuk fakir miskin, sepertiga untuk keluarga yang berkurban, dan sepertiga untuk tetangga atau kerabat terdekat. Allah berfirman pada ayat di bawah ini:

«Maka makanlah sebagiannya (daging kurban) dan berilah makan orang yang menjadi memadai dengan apa yang ada padanya (orang yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta,» (QS.Al-Hajj:36).

7. Perbedaan Bentuk Daging yang Diberikan

Hal ini umum umat Islam ketahui, tetapi wajib diingat lagi bahwa daging kurban dibagikan dalam situasi mentah, sementara daging dari aqiqah harus didalam keadaan masak. Maka berasal dari itu, jangan hingga tertukar sebab aqiqah seperti sediakan makanan terhadap tamu. Berbeda bersama dengan kurban yang penyajiannya diserahkan pada permohonan tiap-tiap yang meraih daging.

8. Perbedaan Upah Penyembelih

Upah menjadi perbedaan paling akhir kurban dan aqiqah yang perlu umat Islam perhatikan. Orang yang menyembelih hewan kurban tidak diberikan upah, melainkan ia menerima daging dari yang sudah sembelih olehnya. Beda bersama dengan aqiqah, para penyembelih sanggup berharap upah terhadap empunya hajat.

Delapan indikator berikut menjadi pembeda pada kurban dan aqiqah, maka jangan tertukar lagi. Sebelum melakukan kurban, umat Islam kudu menyadari tiga larangan kurban supaya ibadah jadi sempurna.

1. Larangan Menjual Daging Kurban

Imam Syafi’i mengatakan bahwa binatang kurban berbentuk nusuq, yakni hewan yang disembelih untuk mendekatkan diri kepada Allah. Dengan demikian, para penerima daging qurban Idul Adha dilarang menjual kembali daging yang udah diterima. Mengutip berasal dari zakat.or.id, kala hewan ternak telah disembelih, maka seluruh bagian tubuh dan dagingnya kudu segera dibagikan atau diberikan sebagai hadiah. Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ بَاعَ جِلْدَ أُضْحِيَّتِهِ فَلاَ أُضْحِيَّةَ لَه

Artinya: Barangsiapa menjual kulit hasil sembelihan qurban, maka tidak tersedia qurban baginya, (HR. Al Hakim).

2. Larangan Potong Kuku dan Cukur Rambut untuk Pekurban

مَن كانَ لَهُ ذِبحٌ يَذبَـحُه فَإِذَا أَهَلَّ هِلاَلُ ذِى الْحِجَّةِ فَلاَ يَأْخُذَنَّ مِنْ شَعْرِهِ وَلاَ مِنْ أَظْفَارِهِ شَيْئًا حَتَّى يُضَحِّىَ

Artinya: Barangsiapa yang telah punya hewan yang hendak diqurbankan, andaikata sudah masuk tanggal 1 Dzulhijjah, maka janganlah dia memotong sedikitpun bagian dari rambut dan kukunya hingga dia selesai menyembelih – HR.Muslim dan Abu Daud

3. Larangan Jual Kembali Hewan Kurban yang Telah Ditentukan

Jika pekurban telah membeli hewan untuk berkurban, maka ia tidak boleh menjajakan kembali bersama dengan tekad yang berbeda. Para pekurban kudu ingat bahwa kemauan berkurban sekedar hanya sebab Allah, bukan untuk pamer keadaan ekonomi. Jika terkandung ketidaksesuaian dengan ukuran atau keadaan hewan, maka menukar lebih baik daripada menjual kembali.

Siapkan kurban terbaik Anda dari sekarang. Jangan lupa jikalau Indonesia masih bergelut bersama dengan pandemi Covid-19, maka dari itu jaga kesegaran dengan protokol ketat supaya kesehatan tetap stabil. Salah satu caranya bersama dengan pesan hewan ternak kurban di internet kesayangan. Kurban online di Dompet Dhuafa solusi untuk sambut Idul Adha yang safe dan nyaman dari tempat tinggal demi meminimalisir kontak fisik. Mari, berani berkurban kembali bersama dengan ketuk tautan Portal Kurban Online Dompet Dhuafa ini.

Оставьте комментарий

Ваш адрес email не будет опубликован. Обязательные поля помечены *

0
    0
    Ваша корзина
    Ваша корзина пуста